STATUS

1-312-35-14-0005
TERAKREDITASI B
Harimau dan Islam
Rabu, 17 Maret 2010 by MA. PERSIS 1 BANGIL in Label:

Harimau dan Islam

Alkisah, ketika adik-adik dari Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK) Griya Ananda Perum. IKIP Tegalgondo-Sengkaling Malang berkunjung dan belajar ke”sekolah bebas”; Taman Safari II. Mereka didampingi oleh para orang-tua murid, guru pembina dan beberapa tenaga kependidikan. Bertolak dari tempat belajar sehari-harinya, murid-murid dengan riang gembira menikmati perjalanan yang kebetulan cerah pada hari itu. Konon kota Malang dikenal dengan hawa sejuk dan guyuran hujannya.

Kegiatan rutin ini merupakan salah satu dari model-model pembelajaran yang efektif. Melalui model pembelajaran ini, diharapkan para murid dengan mudah dan cepat mengenal hewan-hewan serta dapat menjaga kelestarian hewan pada tujuan jangka panjangnya. Di sana diterangkan panjang lebar tentang materi mengenal harimau, gajah, burung dan hewan-hewan lainya. Mulai dari cara berkembang-biak, cara makan dan makanannya, bahkan mencoba mengungkap kelebihan dan keunikannya. Salah satu guru pembina, pak Ifir sapaan akrabnya. Ketika ditanya apa kelebihan dari model kegiatan belajar mengajar ini?. Beliau menjawab dengan singkat, “kegiatan ini mencoba untuk mengenalkan murid-murid tentang kelestarian hewan dengan metode praktis. Jadi anak-anak lebih senang melihat langsung hewan-hewan dengan nyata, yang dikelas hanya mendengarkan cerita dari guru-guru dan buku-buku bergambar”.

Ada hal yang menarik dari sepenggal cerita ringkas di atas, yang mungkin murid-murid Griya Ananda tidak sampai berfikir ke arah sana. Cerita yang berkaitan dengan harimau itu menyedot energi fikiran penulis. Bayangkan saja, bila seluruh harimau yang hidup berkembang-biak dihutan Indonesia dipindahkan ke dalam “sangkar” Taman Safari atau kebun binatang, lalu hewan apa yang akan menjaga hutan dan menjadi penggati “raja” dari ketahtaan kerajaan hutan? Bukankah hutan akan menjadi sepi dan pudar kengeriannya?. Jika hal itu terjadi, maka sekawanan hewan akan berbuat sesuka hatinya, bahkan orang-orang sekitar turut merusaknya dengan melakukan pembalakan liar, menguras habis hasil hutan, yang semuanya itu merusak akan kelestarian hutan sekaligus apa yang ada di dalamnya.

Ketika harimau sudah berada di dalam “sangkar” kebun binatang, hewan yang dikenal sebagai “raja” hutan itu, tidak lagi memiliki keganasan dan ditakuti oleh hewan-hewan lainya. Ia sekarang hanya sebagai tontonan komersial, yang memang di-komersil-kan oleh orang-orang yang ada disekitarnya. Coba lihat, anak-anak kecil seusia balita saja berani mendekati bahkan ada yang mengelus-elusnya. Mereka berfoto ria, “berdialog”, bergurau dan tertawa melihat harimau yang dibuku-buku cerita memiliki keganasan, menakutkan bahkan memakan manusia jika kelaparan, sudah tidak lagi seperti yang diceritakan oleh bu guru sewaktu belajar dikelas. Ia tak seubahnya hanya “harimau mainan”, yang disukai oleh anak-anak.

Meski cerita tersebut berbau fiksi belaka, namun syarat dengan makna. Jika agama Islam sudah kehilangan orang-orang yang komitmen menjaganya, maka Islam tak ubahnya seperti hutan yang ditinggalkan oleh sang “raja hutan”; harimau. Islam akan lebih muda di obok-obok oleh orang yang tidak suka dengan Islam; orang-orang kafir. Mereka mencoba mengkaburkan Islam dengan jurus faham pluralisme, liberalisme dan sekulerisme-nya bahkan kritenisasi, atau apa pun modelnya, yang penting umat Islam menjadi kabur pemahamannya, ragu-ragu dan selanjutnya ber-afeliasi dengan mereka bahkan murtad. Atau Islam sekedar tontonan saja; tinggal namanya, tidak memiliki gaung lagi seperti sediakala di zaman para Salafus Sholih, bahkan tak jarang banyak orang yang meng-komersikan-nya. Seperti halnya harimau yang dikerangkeng dan di komersilkan oleh orang-orang. Tentu saja hal ini dengan mudah dilancarkan oleh mereka; orang-orang kafir, karena Islam telah kehilangan orang-orang yang berkomitmen hanya kepada Islam saja.

Mujtahid Lutfi…….



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

ALUMNI 2009-2010

Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

DAFTAR ASATIDZ 2006-2007

Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

KENANGAN KITA

Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket